Senin, 11 Maret 2013

ASAL KATA ALKAFF DAN PENYEBARANNYA DI INDONESIA

AlKaff yang Serba Cukup Berlabuh di Barabai

Nama ALKAFF pertama kali terbit dari seorang yang bernama Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Abubakar AlJufri.
Berbagai macam versi mengapa Ahmad sampai mendapat gelar AlKaff ???
Menurut satu keterangan, ketika Ahmad melakukan perjalanan ibadah haji ke Tanah Suci, ia mendapat rintangan di jalan. Ketika melintas di sebuah daerah berbukit, Ahmad dan rombongan jemaah haji mendapati jalan di depan mereka penuh dengan runtuhan (longsoran) batu-batu besar dari bukit. Rombongan tak dapat lewat. Tak ada anggota rombongan yang mampu menyingkirkan batu-batu besar itu, kecuali Ahmad bin Muhammad.
Versi kedua, gara-garanya suatu ketika Ahmad berhasil menaklukkan seseorang jagoan yang mempunyai kekuatan luar biasa. Kekuatan yang luar biasa itu dalam bahasa Hadramaut disebut ‘Kaf’.
Ada lagi versi yang lain tentang lahirnya gelar AlKaff. Dalam suatu berperkara di pengadilan, hakim meminta Ahmad bin Muhammad menuliskan suatu kode. Beliau kemudian menuliskan huruf Kaf, maka sejak itu masyarakat memanggilnya dengan gelar AlKaff.
Versi berikutnya, Ahmad bin Muhammad senang berdo’a menggunakan huruf yang banyak mengandung huruf Kaf.
Do’a tersebut menurut satu keterangan diajarkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW kepada beliau lewat mimpi. Do’a itu berbunyi: “Allah yang mencukupi, telah kudapati kecukupan. Setiap perkara ada yang mencukupi dan telah mencukupi pujian semua itu dari Allah SWT.” Dari sini lantas lahir sebutan AlKaff.
Ahmad bin Muhammad AlKaff dilahirkan di Kota Tarim, Hadramaut, dikaruniai 2 orang anak lelaki bernama Abubakar dan Muhammad. Waliyullah Ahmad bin Muhammad AlKaff wafat di Tarim tahun 911 H (1491 M).
Belakangan, banyak anak keturunan Ahmad bin Muhammad AlKaff yang mampir ke Nusantara. Salah satu daerah yang paling banyak disinggahi adalah Palembang. Kota yang terkenal dengan makanan Mpek-mpek ini pada zamannya merupakan kota transit yang sering disinggahi para saudagar dari Hadramaut dan negeri-negeri jauh lainnya.
Salah satu keturunan AlKaff yang bermukim di Palembang adalah seseorang yang juga bernama Ahmad (sama seperti leluhurnya). Ahmad tetap tinggal di Palembang hingga akhir hayatnya. Anaknya yang bernama Salim dari Palembang kemudian merantau ke Tanah Banjar. Entah bagaimana ceritanya Salim kemudian menetap di Barabai. Kemungkinan besar Salim memiliki famili di Kota Apam ini. Namun, Salim kemudian ‘pulang kampung’ ke tanah kelahirannya di Palembang, dan wafat di sana.
Anak Salim yang bernama Muhammad lahir di kota sejuk yang dulu terkenal dengan sebutan Bandung van Java ini. Muhammad, dikenal dengan panggilan Habib Ci, inilah yang kemudian pindah ke Kampung Sungai Mesa, Banjarmasin.
Kampung Sungai Mesa merupakan kampung tua. Dulu di wilayah ini berdiri rumah keluarga kesultanan Banjar. Di sini pula berdiam sejumlah keluarga Sayyid (Habib) yang ada di Banjar. Antara lain dari marga Assegaf, Alaydrus, dan AlKaff.
Selain Habib Ci (Muhammad), Salim masih memiliki seorang putra bernama Abdullah. Anak-anak keturunan Abdullah saat ini juga tinggal di Banjarmasin.
Muhammad memiliki putra bernama Alwi yang juga kelahiran Barabai. Alwi (telah almarhum) memiliki istri yang juga bermarga AlKaff. Syarifah Fetum, berusia sekitar 70 tahun, kini tinggal bersama putranya yang bernama Ibrahim.
Dari jalur ayah dan ibunya, Ibrahim memiliki darah AlKaff murni. Kakek Ibrahim dari jalur ibu adalah Husin bin Hamid bin Alwi AlKaff. Hamid berasal dari Palembang yakni di wilayah 10 Ilir. Hamid datang merantau dari Palembang ke Banjarmasin.
Sehari-hari Ibrahim bersama ibunya menunggui kios kecilnya di depan rumah mereka di Sungai Mesa. Yang menarik dari karakter Ibrahim adalah ia mengatakan sesuatu apa adanya. “Ana yang haq saja,” katanya.
Mungkin karena mewarisi ke-AlKaff-an leluhurnya, Ibrahim memiliki pengetahuan yang cukup tentang persoalan tertentu seperti sejarah dan hukum. Juga ketika disinggung tentang leluhurnya yang bernama Sayyidina Ali bin Abi Thalib.
Ketika berbicara tentang Lailatul Qadar, Ibrahim menyitir ucapan Imam Ali bahwa sebaik-baiknya kedudukan adalah orang yang ikhlas. Orang yang ikhlas akan menjadi kekasih-Nya.
NB: Salim bukan pulang ke Palembang tapi tetap di Barabai. Beliau meninggal dunia di Barabai dan bermakam di Keramat Manjang. Sebelum ke Barabai, Salim tinggal di Balimbingan, Kotabaru. (kutipan surtalia.wordpress.com)

Umurku bertambah

Maret merupakan sebuah nama bulan yang terdiri dari 12 bulan. Maret merupakan bulan ketiga setelah bulan Februari. Maret adalah bulan yang sangat indah menurutku dan sebagaian orang yang menganggap Maret itu memang indah. Maret yang penuh cinta selain bulan Februari. Kemudian dilanjutkan dengan angka 14. Angka 14 merupakan angka yang cantik menurutku dan merupakan bukti cinta kedua orang tuaku selain di bulan Februari. 14 angka keberuntungan, angka awal saat berada di Bumi pertiwi ini. Angka Cinta. yaaaa ANGKA CINTAAA !!!! Tepat di hari kamis 22 tahun yang lalu dan di tahun yang berbeda juga yang itu 2013 maka di hari yang sama aku pun terlahir. Terlahir ke Dunia. Dunia yang akan mengajariku tentang proses kehidupan. Dunia yang akan ku jalani. Dunia yang akan menemaniku dan menuntunku arah. Dunia hanya sementara kata orang, emang benar sebentar.. Gunakan hidupmu selagi kamu hidup, jangan pernah sia-siakan hidupmu. Dunia tempatmu ini tak lama. Kamu akan dipanggil ke dalam dunia yang lebih abadi dan jauuuuuhhh di sana. Kadang kehidupan membuatmu hilang kesadaran, tak tahu harus menuju kemana. Hati-hati jangan sampai saya terjatuh, terjatuh sangat menyakitkan. tak tahu harus bicara apa lagi. Umur yang ke 22 Tahun ini. masih banyak sekali yang belum tercapai. salah satunnya bisa mengbahagiain orang tua. Tujuan hidup paling utama. Jika ditanya seperti itu maka jawabannya akan seperti itu. kapan bisa bahagiakan orang tua ? Nunggu Lulus yaa?? Kayaknya hampir semua orang seperti itu. Hanya 1 kata yang bisa diucapkan yaitu BERDOA dan USAHA, dua modal paling utama untuk mencapai kesuksesan. Good Luck buatku. Semoga bisa menjadi bukti bahwa kamu BISA. Keep smile and GANBATTE kata orang Jepang.

Ingat !!!

Indah jika teringat, jika teringat maka terasa pahit. Ingat saat yang tak ingin diingat lagi. Tapi ingat sebuah kata akan menjadi senang atau malah tidak senang. kapan itu ingat itu bisa kembali ? Jawabannya Tak akan pernah kembali. Kembali akan mengingatkan betapa kerasnya otak bekerja. Otak yang bekerja akan menberitahukan akan pentingnya sebuah ingat yang kuat. maka jangan pernah mengingat sesuatu sampai kedalam, itu akan membuat pikiran jadi sakit dan jiwa akan sakit dan ragapun akan ikut sakit jika mengingat sebuah hal. gunakan ingatan itu dengan yang positif, Ingat !!! jangan permainkan ingatan, dampaknya akan terasa jika mengingat terlalu keras.

Sebuah Nama

Semua harus berawal dari hal yang baru dan semua hal yang baru akan menjadi sebuah kehidupan yang baru Awal sebuah nama yang menginjakkan kakinya di bumi ini. Dilahirkan dari buah cinta dua pasang makhluk Tuhan yang paling mulia. Seorang anak yang dilahirkan dan diberikan nama oleh orang tuanya. Nama atas identitas dari seseorang. Nama adalah sebuah awal dimana kita bisa dikenal. Nama dimana kita bisa diingat. Nama dimana kita berada. Dan Nama merupakan segalanya buat seseorang. Sebuah nama harus dijaga. Nama itu ibarat sebuah telur, jika telur itu retak maka nama seorang akan jelek, dan sebaliknya jika nama itu bagus maka akan dikenal. Tanpa nama kita tak dikenal. Tanpa nama kita tak diingat. Maka jagalah nama itu. Kelak nama itu akan membawamu ke sebuah makna yang sangat berarti dalam hidupmu dan nama itu akan dikenang selama-lamanya ...